Akuisisi Saham Dalam Dunia Bisnis Dan Akuntansi
Bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia akuntansi tentu saja sudah familiar dengan istilah saham. Ya, saham merupakan penyertaan modal dimana ketika individu atau organisasi seperti perusahaan membeli saham yang go public maka secara hukum maupun bisnis individu atau perusahaan tersenut telah mendapatkan kepemilikan atas saham perusahaan yang dibeli.
Dalam kajian advanced accounting (Akuntansi Lanjutan) kita mengenal tiga kategori kepemilikan saham, yaitu kepemilikan yang kurang dari 20 persen, 20-50 persen, dan kepemilikan di atas 50%.
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu kita ketahui bahwa dalam investasi setidaknya terdapat dua pihak, yaitu investor (pihak yang membeli saham) dan investee (pemilik saham).
Selain itu hal yang harus kita pahami adalah adanya istilah akusisi ketika kita membahas investasi saham.
Akuisisi merupakan pengambilalihan saham berupa aset dan liabilitas investee oleh investor sehingga investor memiliki kendali penuh, pengaruh signifikan, ataupun sekedar memiliki saham investee.
Hal ini perlu kita pahami karena terkadang kita sering salah kaprah dengan pengertian akuisi dalam suatu kegiatan bisnis terlebih yang berkaitan dengan investasi saham.
Baca juga : belajar saham pemula
Sebagai contoh perusahaan A mengakuisisi saham perusahaan B sebesar 80%. Apa artinya? Hal ini berarti perusahaan A memilki kendali atas perusahaan B karena perusahaan A sebagai investor telah memiliki lebih dari 50% saham perusahaan B.
Dengan demikian, ketika perusahaan B melaporkan adanya laba maupun pembagian dividen, maka perusahaan A akan mendapatkan bagiannya sebesar 80%
Lalu bagaimana jika perusahaan A hanya mengakuisi kurang dari 50%, katakanlah 40%?
Jika demikian, maka perusahaan A hanya memiliki pengaruh signifikan tanpa memperoleh kendali penuh atas perusahaan B. Dalam kasus ini, perusahaan B masih sebagai parent (perusahaan Induk).
Kita tentu saja masih ingat dengan fenomena bisnis terkait akuisisi ini, dimana pada april 2014 lalu perusahaan raksasa Microsoft mengakuisisi Nokia meski kemudian terdapat banyak hal yang tidak menyenangkan yang harus dialami Microsoft.
Ya, setelah rampung mengakuisisi Nokia, Microsoft menemukan adanya kerugian yang dialami oleh bisnis perangkat dan layanan Nokia tersebut.
Kerugiannya memang cukup signifikan, sehingga Microsoft kemudian harus berjuang keras untuk meningkatkan profit nokia terutama dalam persaingan bisnis di ranah gadget dan teknologi. Kira-kira seperti itu bentuk rill dari kegiatan akuisisi yang selalu terjadi dalam dunia bisnis.
Demikian, ulasan singkat terkait akuisisi saham yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat.