Keuntungan dan Resiko dalam Investasi

Setiap investasi tidak lepas dari yang namanya return (keuntungan) dan risk (resiko). Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari kegiatan investasi.

Sebelum membahas tentang keuntungan dan resiko tersebut, perlu kita ketahui apa sebenarnya investasi itu? Kenapa orang ingin berinvestasi?

Setiap orang adalah investor. Investasi itu tidak selamanya berbentuk uang dan barang. Keahlian dan pengalaman bahkan bisa menjadi bentuk dari sebuah investasi.

Jika seseorang memberikan uang dengan tujuan mendapatkan uang yang jauh lebih besar, atau mendedikasikan keahlian dan pengalamannya untuk mendapat manfaat, maka itulah investasi.

Investasi adalah give and hope. Kita memberi dan berharap mendapat manfaat. Dalam dunia finansial, tentu ketika seorang investor berinvestasi, maka yang diharapkannya adalah gain atau keuntungan.

Akan tetapi, filosofi high risk high return dan low risk low return tetap tidak bisa dikesampingkan dalam ranah investasi. Baik investasi dalam pasar modal berupa saham, investasi pada obligasi maupun investasi di perbankan tidak lepas dari filosofi tersebut.

Semakin besar resiko, maka akan semakin besar pula keuntungan yang bisa didapatkan. Tinggal bagaimana seorang investor mampu mengkalkulasi dan memprediksi resiko tersebut. Berdasarkan resiko ini pun investor terbagi atas tiga, yaitu


Risk Seeker

Para investor yang senang dengan resiko. Mereka adalah tipe investor yang sangat agresif. Sebab satu yang menjadi keyakinan mereka adalah semakin tinggi resiki maka keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar. Umumnya investor seperti ini senang berinvestasi pada produk pasar modal semacam saham ataupun indeks dan perdagangan berjangka.

Risk Neutral

Investor jenis kedua adalah mereka yang bersikap moderat atas resiko. Tidak mau mengambil resiko yang terlalu besar tetapi tidak terlalu takut dengan resiko. Investor pada kategori ini cenderung memilih produk-produk investasi yang dapat mengembangkan uangnya.

Risk Averter

Jenis ketiga adalah tipe investor yang cenderung berhati-hati atau konservatif terhadap resiko. Mereka senang berinvestasi pada produk yang memiliki jaminan meyakinkan bukan produk yang penuh dengan ketidakpastian. Produk investasi yang biasanya mereka geluti adalah investasi pada perbankan semacam deposito.

Dalam ranah investasi, semakin mampu seorang investor mengendalikan produk investasinya maka akan semakin mungkin baginya untuk meminimalkan resiko dan mendapatkan return yang diharapkan.

Seorang investor saham tentu tidak akan mendapatkan capital gain jika Ia tidak paham bagaimana mengendalilan produkunya. Bagaimana mengamati perubahan harga saham, lalu kemudian memutuskan apakah menjual, membeli, ataukah tetap menahannya.

Pengendalian dalam investasi itu penting agar kita mampu mengubah expected return menjadi realized return (keuntungan yang diharapkan menjadi keuntungan yang terealisasi). Agar kita mampu mengendalikan tentu kita harus menguasai produk investasi tersebut. Dan satu-satunya cara menguasai produk investasi adalah dengan memperlajarinya.

[bacajuga slug=”belajar-saham”]