Belajar Dari Mbah Google Yang Tau Segalanya

belajar dari mbah google yang tau segalanya

Search Engine atau Mesin pencari adalah sebuah frase yang menggabungkan dua buah kata, “search” dan “engine” yang dikolaborasikan sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan data dalam hitungan detik, itulah dia Google (dari perspektif bahasa).

Search engine – bekerja berdasarkan algoritma pengurutan sehingga informasi yang dihasilkan benar benar akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan), itulah dia Google (dari perspektif IT)

Search engine – fasilitator terbaik umat manusia di abad ke-21 dalam mencari, mengumpulkan, memperbaharui, dan memanipulasi informasi, itulah dia google (diliat dari sudut pandang para stalker terbaik dunia maya).

Tiga kali pengulangan, tiga sudut pandang, dan hanya ada satu kata yang begitu identik dengan search engine, ya siapa lagi kalau bukan Mbah Gobel, eh google maksud saya.

Sebelum kita menjelajah lebih dalam layaknya google menjelajahi data dan menghasilkan informasi, masih adakah kegundahan dihati anda dengan kata-kata seperti search engine atau algoritma?

Ya, baiklah akan saya perjelas. Namun penjelasan saya tentunya tak mampu memuaskan rasa ingin tahu anda yang membuncah. Dah aku mah apa atuh, hanya seorang mahasiswa ekonomi yang sedikit paham debit-kredit, profit-loss, income, cost dan kawan-kawannya. Adapun istilah seperti “algoritma” bukan ranah saya, dan jika diminta untuk mengulitinya sampai tuntas hanya akan memperkeruh keadaan.


Lets Start, karena sebuah tulisan yang baik selain mengekspresikan kata juga harus mengungkapkan fakta, dan inilah faktanya.

Pertama, Search engine muncul pada tahun 1957 ketika presiden Amerika Serikat, Dwight Essien Hower memerintahkan untuk membangun Advenced Research Project Agency (ARPA). Dengan merangkul beberapa universitas, akhirnya mereka menciptakan ARPAnet yang merupakan bapak moyangnya internet zaman modern. Kesimpulannya, Sejarah search engine diawali dengan adanya temuan internet.

Kedua, algoritma. Dalam menjelaskannya saya meminjam istilah dari Boolos dan Jeffrey, silahkan googling jika mau mengenal siapa dua insan tak berdosa yang saya muat dalam artikel ini, karena google tau segalanya.

Mereka mengatakan bahwa sebuah algoritma berarti instruksi bagi sebuah proses yang “membuat” keluaran dari sebuah “masukan” acak yang secara teori bisa sangat besar. Artinya dari satu instruksi yang kita berikan akan mampu menghasilkan lebih dari satu hasil. Google contohnya.

Coba saja anda ketikan fariz gobel, di mesin pencari google. Dengan menginput dua kata itu google akan memberikan 105.000 hasil yang berhubungan dengan fariz gobel dalam waktu 0.30 detik. Luar biasa dan fantastis.

Yang lebih luar biasa lagi, begitu anda mengetikan kata “far” saja, KATA FAR!, raja mesin pencari ini akan memberikan suggest (saran) agar anda mengklik kata “farhat abbas”. Wow, siapa dia? kenapa kemudian google begitu mengenalnya? Entahlah. Yang pasti ini merupakan “kelemahan google”, karena dia program, robot, algoritma, dan bukan manusia. Andai google manusia, nama itu takkan pernah muncul dimesin pencari. upss

Kembali ke topik pembahasan, lantas kenapa kemudian saya memberikan judul untuk artikel ini “belajar dari mbah google yang tau segalanya“? Simple, karena saya tau dan siapapun tau bahwa apapun yang berhubungan dengan dunia internet takkan bisa dipisahkan dengan kalimat sakral “google knows everything”. Hanya dengan bim salabim abrakadabra..klik..berjuta-juta data siap anda lahap baik untuk dibaca, diedit, dan dicopy paste.

Pertanyaan yang akan muncul selanjutnya adalah bagaimana kemudian semua itu bisa terjadi, lusinan juta data dalam hitungan detik? Namun sebelum kesitu, ada baiknya kita bertanya dulu “siapa dibalik brand raja mesin pencari nomor satu ini”.

Proklamator Google – Larry Page dan Sergey Brin

Gambar dibawah ini adalah “duo proklamator” yang memproklamirkan kebebasan mencari data di dunia internet, Larry Page (kiri) dan Sergey Brin (kanan). Yang jelas mereka bukan “duo serigala” apalagi aktor “Ganteng Ganteng Serigala” yang akhr-akhir ini menjadi bahan perbincangan, per-plesetan, dan penghujatan di tanah air, tanah tumpah darah kita.

larry page dan sergey brin

Saat google didirikan, Mereka berdua (Larry Page dan Sergey Brin) memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google perusahaan swasta pada tanggal 4 September 1998. Pernyataan misinya adalah “mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang”, dengan slogan tidak resminya  “Don’t be evil”.

Misi “mengumpulkan informasi dan membuatnya dapat diakses” inilah yang kemudian menjadikan google sebagai makhluk ciptaan manusia yang tau segalanya. Why?

#Google adalah fasilitator

Si mesin pencari nomor satu ini begitu berbaik hati mempertemukan berbagai elemen masyarakat. penulis dengan pembaca melalui blog atau website, penjual dengan pembeli lewat toko online, rakyat dengan pemerintah lewat berita kenaikan BBM atau Penggusuran misalnya, bahkan jodoh pun tak jarang yang dipertemukan oleh google. Ini baru fasilitator handal.

Sebagai fasilitator, google memiliki tempat khusus dibeberapa negara untuk pusat data server yang begitu banyak jumlahnya. Sehingga tak heran jika makhluk ini mampu mengumpulkan jutaan data bahkan lebih.

Konon Salah satu ruang server Google di Council Bluffs, Iowa, memiliki luas ruang sebesar 115.000 kaki atau setara dengan 34.800 meter persegi  yang disediakan khusus untuk menampung semua data video Youtube. Saking besarnya ruang pusat data mereka, bahkan diperlukan sepeda bagi karyawan untuk mengelilingi satu ruangan pusat data server tersebut.

Selanjutnya, sebagai fasilitator dalam menghasilkan sebuah informasi yang berkualitas, Larry dan Sergey telah mengantisipasi bahwa berbicara tentang data, pasti akan banyak menghadapi kendala, “data yang orisinil” misalnya.

Sehingga bagaimana kemudian mereka dan timnya terus berusaha melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam tatanan algoritma google, dimulai dari algoritma panda, penguin sampai hummingbird.

Bagi yang pertama kali mendengar istilah tersebut jangan heran, karena seperti itulah ciri khas orang bule, selalu memberikan istilah yang unik. Lihat saja fenomena android, dengan berbagai keunikan nama operating system nya. Ada sandwich, jelly bean, dan kitkat. Dengan nama seperti itu saja hasil penjualannya bisa dibilang luar biasa di Indonesia, apalagi jika android mengeluarkan versi OS Kue Cubit. Bayangkan!

#It’s A Big Deal Towards A Great Business

Of course, google bukanlah sekedar penyedia jasa “data” cuma-cuma. Perusahaan berkelas dunia takkan maju tanpa suntikan profit dan investasi yang kuat.

Sebagai perusahaan berkaliber raksasa, mereka juga memiliki ratusan layanan lainnya seperti: Google Maps, Google Video (aka. Youtube), Google Translate (alat penerjemah), Google Merchant (Toko online gratis), Google Plus (Situs jejaring sosial), Google Adsense (penghasilan online) dan banyak lagi yang tak mungkin saya sebutkan satu-persatu.

Selain itu, google memiliki satu kekuatan besarnya, Intanggible asset dalam bentuk algoritma yang menjadi hak patennya.

Artinya jika ada perusahaan search engine lainnya yang ingin menggunakan algoritma google, maka ia harus membayar cost kepada google berdasarkan jumlah yang ditentukan, dan itu tidak sedikit tentunya.

Disinilah sumber penghasilan google yang pada hakikatnya akan mampu merekrut manusia-manusia terbaik di bidang IT sehingga menjadikan algoritma google makin tak terkalahkan dari berbagai jenis search engine yang ada.