Integrated Reporting Solusi Atas Degradasi Bisnis Dan Tren Pelaporan Korporasi Di Masa Mendatang
Integrated Reporting – Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi turut serta memberikan sumbangsi atas terciptanya sistem pelaporan yang paripurna dan mencakup semua aspek dalam lingkup perusahaan. Entitas bisnis atau korporasi tidak hanya dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang sebatas memberikan informasi finansial. Lebih dari itu, ternyata digitalisasi zaman menuntut sebuah pelaporan yang lebih menyeluruh dan komprehensif.
Peran Akuntan sebagai penjaga gawang laporan keuangan mulai beralih seiring dengan tuntutan pelaporan perusahaan yang semakin luas dan kompleks tersebut. Perusahaan di era modern tidak bisa menafikkan permintaan investor terhadap berbagai laporan non-keuangan yang perannya semakin penting dalam menilai kesinambungan bisnis.
Berbagai macam lembaga standar internasional kemudian menawarkan standar untuk digunakan oleh para perusahaan dalam rangka melaporkan kegiatan mereka yang tidak hanya mencakup aspek finansial, melainkan kegiatan dalam konteks sosial dan lingkungan juga turut menjadi elemen penting atas pelaporan tersebut.
Dengan demikian, Akuntan di masa depan bukan hanya harus ahli dalam standar akuntansi keuangan internasional (IFRS) tapi juga harus peka terhadap kebutuhan klien atas pelaporan-pelaporan non keuangan lainnya. Tuntutan pelaporan perusahaan yang semakin kompleks juga membuka peluang bagi asosiasi akuntan di Indonesia untuk melakukan kalibrasi pengetahuan dan kemampuan anggotanya untuk membuat pelaporan perusahaan non-keuangan.
Kondisi inilah yang kemudian melahirkan sebuah konsep atas laporan keuangan yang tidak parsial melainkan terintegrasi atau terpadu dan saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Konsepsi pelaporan yang menyeluruh yang kemudian dikenal dengan Integrated Reporting.
Jika ditinjau dari aspek historis, Integrated Reporting atau pelaporan terpadu merupakan metamorfosa atas beberapa laporan yang mendasarinya, mulai dari Financial reporting, management reporting, Green reporting, sustainability reporting, kemudian menyatu dalam konsep Integrated reporting (IR).
“Integrated Reporting demonstrates the linkages between an organization‟s strategy, governance and financial performance and the social, environmental and economic context within which it operates. By reinforcing these connections, Integrated Reporting can help business to take more sustainable decisions and enable investors and other stakeholders to understand how an organization is really performing.” (www.theIIRC.org)
Alasan kenapa IR menjadi sebuah alternatif untuk keberlanjutan suatu bisnis dan kegiatan perusahaan adalah karena laporan keuangan yang hanya bersifat finansial senantiasa mengabaikan aspek-aspek sosial dan lingkungan. Financial reporting (FR) memiliki kelemahan mendasar dan menyesatkan para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi dan lainnya.
Alasannya FR hanya menyajikan informasi item-item keuangan (posisi dan kinerja keuangan) dan indikator-indikator keuangan. Sedangkan informasi lain yang mendasari informasi keuangan (sosial, lingkungan, tatakelola, risiko dan prospek, keberlanjutan bisnis, dll) diabaikan dalam pelaporan.
Dengan melihat kenyataan tersebut, padahal investor dan masyarakat juga menghendaki sebuah pelaporan yang menggambarkan tanggung jawab perusahaan, maka eksistensi IR menjadi suatu keharusan. IR akan menjadi tren atas pelaporan kegiatan perusahaan di masa mendatang. Dan perusahaan yang sukses menerapkannya tidak akan kehilangan kredibilitas dari masyarakat dan investor.
Sebab IR merupakan suatu proses komunikasi atas informasi suatu organisasi tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu, maka peluang perusahaan untuk terus beroperasi secara going concern dapat tercapai.
Dengan konsep IR, suatu entitas bisnis melalui kompetensi akuntannya akan mendapatkan informasi yang terintegrasi tentang bagaimana strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.