Rupiah Terpuruk Akibat “Amukan” Yuan, Ini Penjelasan Gubernur BI

Kurs Rupiah memang mengalami depresiasi hebat sebagai akibat dari guncangan global pasar uang yang didalangi oleh devaluasi Yuan yang dilakukan oleh People Bank Of china (PBOC) pada selasa 11/8/2015 kemarin.

Melemahnya Yuan memberikan dampak yang cukup kuat bagi beberapa mata uang regional Asia dan termasuk rupiah yang kena getahnya. Alasan PBOC melakukan devaluasi Yuan dikarenakan faktor ekonomi berupa kinerja ekspor negeri ginseng tersebut mengalami penurunan pada tahun ini.

Awalnya Yuan telah didevaluasi pada 1 Agustus kemarin, namun puncaknya adalah pada dua hari lalu yang berdampak pada penguatan Dollar terhadap rupiah. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kebijakan Fed (Bank Sentral Amerika) yang pada awalnya akan menaikan tingkat suku bunga. Dengan melihat kondisi pasar global saat ini, belum ada kepastian apakah Fed akan melakukan peningkatan suku bunga dengan segera atau tidak.
penjelasan gubernur Bi soal rupiah dan yuan
Agus Martowardojo (Gubernur Bank Indonesia) sebagaimana dikutip dari liputan6 menegaskan bahwa fenomena penguatan dolar AS terus memberi tekanan pada rupiah dengan depresiasi 2,47 persen per kuartal, terutama dipicu kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan The Fed dan penyelesaian krisis Yunani dan devaluasi Yuan.

Yang pasti sampai dengan saat ini Rupiah masih dalam kondisi labil dan belum lepas dari pengaruh devaluasi Yuan. Hal ini ditunjukan oleh kurs tengah Bank Indonesia (BI) yang mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 0,08 persen menjadi 13.747 per dolar AS pada hari ini (Kamis, 13/8/2015).